Latar Belakang
Perkembangan
teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek kehidupan. Pemanfaatan
teknologi dalam bisnis, dewasa ini semakin sering digunakan di dunia maya baik
di internet ataupun World Wide Web (www). Pemanfaatan teknologi informasi dalam
bisnis tidak hanya sebatas melakukan perdagangan melalui jaringan elektronik,
tetapi pemanfaatan teknologi informasi telah berkembang sampai ke instrumen
pembayaran. Setelah meluasnya perdagangan elektronik atau e-commerce sepertinya
hanya tinggal masalah waktu sebelum berbagai macam bentuk inovasi dari uang
yang berdasarkan data digital yang dikeluarkan oleh pihak swasta sebagai pelaku
pasar akan mulai menggantikan bank notes dan checking account sebagai alat
pembayaran (Cohen, 2001).
Karena itulah penggunaan e-money dalam perkembangan teknologi di dunia dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi karena kepraktisan dan keamanan yang lebih baik daripada uang kertas biasa yang harus dibawa oleh konsumen.
Pengertian
E-money atau electronic
money adalah alat pembayaran yang akhir akhir ini sering digunakan untuk
kemudahan pembayaran dan dalam segala bentuk transaksi. Secara luas
pengertiannya yaitu alat pembayaran yang menggunakan media elektronik, yaitu
jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam
media elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash,
Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency.
E-Money sangat aman untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa
uang elektronik tersebut sangat sulit untuk diretas atau dibajak. Jadi Anda
tidak perlu khawatir untuk menggunakannya.
Cara Kerja
Penggunaan
e-money ini tidak memerlukan adanya proses otorisasi seperti halnya pemakaian
pin atau tanda tangan, karena e-money tidak berkaitan langsung dengan rekening
nasabah yang ada di bank. Penggunaan dari e-money tidak membebankan
pembayarannya pada rekening bank, seperti halnya kartu kredit atau kartu debit.
Sebagaimana prepaid yang lain, Anda juga bisa melakukan top up untuk kartu Anda
tersebut. nasabah yang memiliki E-Money dalam pecahan tertentu, misalkan Rp100
ribu (maksimal Rp1 juta) terlebih dahulu mendaftarkan E-Money pada counter
penerbit uang elektronik untuk aktivasi. Selanjutnya nilai uang reload (diisi
dan direkam) pada media elektronik misalkan kartu yang dikeluarkan oleh bank,
handphone, atau kartu prabayar.
Gerai ritel
(merchant) yang diberi otorisasi sebagai tempat belanja akan mendebet sejumlah
nilai sesuai transaksi. Setiap terjadi mutasi transaksi, komputer merchant yang
terhubung ke jaringan penerbit E-Money akan melakukan semacam perhitungan
kliring. Sebagaimana kartu prabayar, pengguna juga dapat menambah atau mengisi
ulang (top up) uang elektronik tersebut. Pemakaian e-money tak
memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah
di bank. Sehingga pembayaran yang dilakukan
melalui e-money tidak dibebankan kepada rekening nasabah di bank.
Manfaat
Penggunaan
e-money pun diklaim akan memberikan sejumlah manfaat dibandingkan dengan
menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya. Penggunaan
e-money dinilai lebih memberikan kenyamanan dibandingkan uang tunai, khususnya
untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil. Beberapa fungsi atau kelebihan
e-Money dibandingkan dengan uang fisik maupun alat pembayaran non tunai lainnya
kepada para pengguna, antara lain:
1. Penggunaan
e-Money lebih nyaman, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil,
seperti nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu
transaksi,tidak perlu menyimpan uang kembalian dankesalahan dalam menghitung
uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
2. Masyarakat
dapat melakukan isi ulang ke dalam kartu e-money dari rumah melalui saluran
telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.
3. Waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-Money jauh lebih
singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena
tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan, maupun PIN.
4. e-money
adalah multi-purposed prepaid card sehingga satu kartu e-Money dapat digunakan
untuk berbagai keperluan misalnya untuk berbelanja di supermarket, department
store, bioskop, SPBU, dan transportasi umum tertentu yang terdaftar dalam fitur
e-Money terkait. Hal ini tentu sangat memudahkan pengguna dalam hal kenyamanan
pengoperasian kartu karena tidak perlu membawa banyak kartu untuk bertransaksi
pada berbagai keperluan belanja.
5. Untuk
memiliki e-money seseorang tidak perlu memiliki akun di bank, sehingga sangat
memudahkan kepada mereka yang belum atau tidak memiliki akun di bank untuk
memiliki kartu E-Money ini.
6. e-Money
juga mempunyai peranan/fungsi yang besar bagi pemerintah Indonesia yaitu dalam
hal mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga secara makro
dapat mengurangi tingkat inflasi Indonesia. Hal ini juga harmonis dengan
kondisi masyarakat less cash society yang sedang dicanangkan oleh Bank
Indonesia bersama Pemerintah.
7. Resiko
terjadinya tindak kejahatan juga akan semakin kecil karena jumlah uang tunai
yang terbatas.
8. Penggunaan
e-money juga menghemat penggunaan uang kertas dan uang logam yang biaya
pencetakannya cukup besar.
9. e-Money
membantu pemerintah mengurangi peredaran uang palsu.
Diperkirakan
pemakaian e-money di masa datang berpotensi menggeser peran uang
tunai dalam transaksi pembayaran bersifat retail.
Pemakaian e-money akan memberikan kelebihan dibanding dengan
memakai uang tunai dan alat pembayaran non-tunai lainnya. Sebagai contoh,
lebih cepat dan nyaman dibanding memakai uang tunai khususnya transaksi
bernilai kecil, sebab si nasabah tak perlu mengeluarkan uang pas atau menerima
kembalian. Selain itu, dengan menggunakan e-money tidak ada kesalahan
hitung pengembalian uang saat melakukan transaksi.
Kelebihan
lain e-money lainnya adalah waktu yang diperlukan menyelesaikan
transaksi jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu debit,
kartu kredit atau ATM. Sebab, pemakaian e-money tak memerlukan
otorisasi on-line, tanda tangan atau memasukkan kode PIN. Dengan transaksi off-line biaya
dapat dikurangi.
Saat ini jumlah
penerbit kartu pembayaran alias e-money ada sembilan institusi. Lima
diantaranya bank dan sisanya non-bank. “Peningkatan terbesar terjadi di PT Bank
Mega, PT Bank Mandiri, dan PT Telkom,” hal ini diungkapkan oleh Ariwibowo,
Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting
dan Sistem Pembayaran BI.
Perkembangan
E-Money bukan disebabkan oleh BI, namun disebabkan oleh perkembangkan teknologi
informasi dan komunikasi yang mengendalikan pasar untuk menggunakan e-money
tersebut. E-Money menjadi salah satu alternatif pembayaran dalam segmen mikro
seperti: pembayaran tol atau tiket.
Sejarah
E-money
Uang digital atau E-money merupakan
bentuk lain dari mata uang yang kita kenal selama ini. Walaupun perbedaan
antara E-money dengan uang konvensional sangat mencolok, tidak ada perbedaan
nilai tukar antara E-money dengan uang konvensional. Yang membedakan e-money
dengan uang konvensional adalah fleksibilitas dan aksesbilitas E-money yang
tanpa batas. Hal ini disebabkan karena basis transaksi E-money menggunakan
sistem yang terhubung secara online dan tanpa harus mempertemukan orang yang
bertransaksi.
Perkembangan E-money sendiri dimulai
sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan
American Airlines menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi-Automatic
Busines Research Environment) yang memungkinkan kantor-kantor American airlines
untuk dipasangkan dengan terminal yang terhubung dengan jaringan telfon yang
memungkinkan perusahaan mengecek secara langsung jadwal keberabgkatan,
ketersediaan kursi, dan secara digital membuat pesanan yang kemudian bisa
dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun 1970an bank di amerika dan eropa
telah menggunakan mainframe komputer untuk melacak transaksi antar cabang dan
bank lain, sistem ini terbukti sukses melewati batasan internasional pertukaran
kurs dibutuhkan.
Hingga pada 1983, sebuah research paper
yang dibuat oleh David Chaum memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum
yang lahir pada tahun 1955 adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer.
Beliau banyak menciptakan protocol kriptografi dan menemukan Digicash,
perusahaan uang digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkomersialkan
ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun
1999, David meninggalkan perusahaan.
Pada tahun 1997, justru perusahaan
Coca-Cola lah yang pertama kali menawarkan transaksi dari vending machine
menggunakan mobile payments, setelah itu barulah perusahaan layanan e-money
yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun 2008
muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah
muncul istilah digital currency dan virtual currency.
Virtual
Money / Uang Virtual adalah sebagaimana layaknya uang yang biasa kita gunakan
untuk menebus/menggantikan suatu barang/kekayaan dengan nilai tertentu. Virtual
Money ini sering digunakan untuk jual beli barang secara online. Untuk memiliki
virtual money seseorang harus mempunyai rekening virtual yang fungsinya
sebagaimana rekening biasa kalau kita menabung di bank lokal.
Beberapa Penyelenggara Virtual Money
yang sering/beredar di Internet :
Untuk
mencairkan Virtual Money kita harus bertransaksi dengan Pihak Ketiga ( Money
Exchanger ) dan biasanya untuk mencairkan Virtual Money kita juga harus
mempunyai rekenin bank lokal untuk menerima hasil penjualan virtual money kita
dari Money Exchanger.
Sedangkan
Uang elektronik (atau uang digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik.
Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan
komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital). Electronic
Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang elektronik.
Uang elektronik memiliki nilai tersimpan
(stored-value) atau prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang
disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai uang dalam
e-money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk
pembayaran. E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis
pembayaran (multi purpose) dan berbeda dengan instrumen single purpose
seperti kartu telepon.
Perkembangan
E-money di Indonesia
E-money sekarang mulai berkembang di Indonesia, Tahun ketahun penguna E-money semakin meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun Offline di indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-money. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-money sebagai pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.
Banyak bank atau perusahaan lainya
yang menyediakan jasa e-money yang telah bersertifikan BI. Sejauh ini, e-money
– uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi – sudah digunakan sebagai alat
pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta di Indonesia.
Total nilai transaksi e-money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per hari
atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia
adalah Rp 260 triliun per tahun.
Walaupun e-money sedang popular di
Indonesia orang Indonesia masih enggan menggunakannya. Dari tren pertumbuhan
tersebut, pengguna yang paling ber-antusias dalam menggunakan layanan e-money
datang dari masyarakat pengguna ponsel yang jauh lebih berpotensi. Namun
sayang, dari survey yang dilakukan oleh IndoTelko Forum terhadap sekitar 2.000
responden menemukan masih adanya sejumlah kendala yang harus diperbaiki sebelum
layanan e-money dapat menjadi alat transasi keuangan yang dapat
diandalkan.(Bhaskoro, 2014)
Salah satu penyebab enggannya orang
Indonesia menggunakan e-money adalah keraguan saat menggunakannya.
Saat ini penggunaan uang elektronik
terus meningkat. Sebagai contoh dapat dilihat dari penjualan e-toll card yang
terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama Jasa Marga, mengatakan bahwa
penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.
Penggunaan uang elektronik atau electronic
money (e-money) diprediksi akan terus tumbuh secara signifikan.
Meski demikian bertransaksi secara manual menggunakan uang tunai masih akan
tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri Hartati ,Direktur Eksekutif Institute for
Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan penggunaan uang
elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan. Namun pengaruhnya
signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.
Beberapa bank yang mengeluarkan
produk e-money di antaranya PT Bank Central Asai Tbk dengan produknya,
Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui Indomaret Card, Gaz Card, dan e-Toll.
Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio Pass Card dan Smart Card, serta
PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java Jazz Card dan Kartuku.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan produk Jak Card, PT Indosat Tbk
mengeluarkan Dompetku, PT Skye Sab Indonesia dengan produk Skye Card, dan PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk mengeluarkan Flexy Card serta i-Vas Card.
Selanjutnya, PT Telkomsel dengan
produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL Tunai, PT Finnet Indonesia
dengan produknya FinChannel dan BBM Money (produk uang elektronik kerjasama
antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank Permata).
Bank Indonesia mencatat nilai
transaksi kartu prabayar atau electronic money (e-money) mencapai Rp 2,19
triliun hingga Februari 2013. Angka tersebut meningkat 97% (year-on-year)
dibandingkan Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia,
volume transaksi penggunaan e-money juga tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi.
Volume ini naik 68% dari posisi Februari 2012 sebanyak 5,72 juta transaksi.
Peningkatan ini sejalan dengan penambahan jumlah kartu e-money setahun terakhir
yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu.
Namun, penggunaan uang elektronik
belumlah maksimal seperti yang dikemukakan oleh Ketua ATSI Alex J Sinaga. Ia
mengatakan, hingga saat ini jumlah pengguna e-money di ponsel mencapai
12 juta pengguna. Namun, pengguna aktif e-money di ponsel hanya enam
persen dari jumlah pengguna tersebut.
Untuk mengatasi meningkatkan
pengguna pada ponsel maka Tiga operator seluler tanah air, yaitu Telkomsel,
Indosat dan XL Axiata, berkolaborasi dengan inovasi layanan “e-Money Interoperability”
atau pengiriman uang elektronik lintas operator yang diluncurkan di Gedung
Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta.
Manfaat yang bisa dinikmati pengguna
seluler dengan layanan pengiriman uang elektronik lintas operator itu antara
lain pelanggan dapat dengan mudah dan leluasa melakukan transaksi keuangan
melalui ponsel.
Contoh E-money
Bank Indonesia mendefinisikan uang elektronik sebagai segala
jenis uang yang tersimpan di sebuah sistem seperti server atau chip.
Benda tersebut digunakan oleh konsumen sebagai layanan e-wallet
ataupun kartu prabayar. Keduanya sangat berguna di negara yang memiliki
penetrasi kartu kredit yang sangat rendah, karena membantu masyarakat melakukan
pembayaran online atau menyimpan uang untuk keperluan seperti membayar
tiket bus atau tagihan.
Berikut adalah kumpulan layanan e-money yang bisa
digunakan oleh masyarakat Indonesia. Semuanya memiliki sertifikasi dari Bank
Indonesia.
Bank
Mandiri – Indomaret Card, GazCard, E-Toll,
dan E-Cash
Bank
Mandiri memiliki tiga jenis e-money berupa kartu, yaitu Indomaret
Card untuk belanja di Indomaret, GazCard untuk membeli bahan bakar minyak di
Pertamina, dan E-Toll untuk membayar akses tol.
Bank Mandiri juga memiliki e-money bernama E-Cash
yang bisa digunakan dengan menghubungi 1416# untuk feature phone. Atau
menggunakan aplikasi mobile yang telah tersedia untuk platform
Android, iOS, BlackBerry, dan Windows Phone. Pelanggan bisa menggunakan E-Cash untuk
belanja online maupun offline di gerai mitra Mandiri E-cash,
mengisi pulsa, dan membeli tiket pesawat.
BCA – Flazz dan Sakuku
Dengan 6,4 juta keping pada tahun 2014, BCA Flazz bisa dibilang merupakan pemimpin dalam hal e-money
dengan bentuk kartu. Masyarakat bisa menggunakan kartu ini di lebih dari 23.000
gerai, dan bisa mendapatkan promo yang beragam seperti parkir gratis untuk jam
pertama di beberapa tempat. Masyarakat bisa membeli kartu Flazz di Bank BCA
atau gerai Flazz.
Selain itu, BCA juga memiliki layanan e-money baru
bernama Sakuku.
Berbeda dengan Flazz, masyarakat bisa melakukan pembayaran menggunakan smartphone
mereka. Cara kerja dari aplikasi ini adalah dengan melakukan scan QR Code yang
diberikan oleh kasir saat melakukan transaksi
BNI – TapCash
BNI Tap Cash merupakan e-money berupa kartu mirip
dengan BCA Flazz dan Mega Card. SindoNews mencatat pada Maret 2015, BNI
telah memiliki 250.000 pengguna TapCash dengan rata-rata 120.000 transaksi per
bulan.
Seperti e-money lain yang juga menggunakan kartu,
TapCash bisa digunakan untuk melakukan pembayaran di minimarket
seperti Alfamart atau Indomaret, membeli tiket Trans Jakarta, dan juga bisa
digunakan untuk membayar e-parking.
Bank Permata – BBM Money
Di bulan Februari 2013, BlackBerry meluncurkan layanan e-wallet
bernama BBM Money dengan Indonesia sebagai pasar pertamanya. Bekerja sama
dengan Bank Permata, pengguna BBM Money bisa membayar tagihan
listrik dan mengirim uang dari bank lain, atau menarik uang dari ATM Bank
Permata.
BBM Money belum begitu sukses di negara ini. Tim
BBM Money di Indonesia mengaku bahwa mereka tidak mencapai target jumlah
pengguna di tahun 2013. Pengguna BlackBerry yang semakin menipis dan aplikasi
yang belum mendukung Android dan iOS kemungkinan akan memperburuk jumlah
pengguna BBM Money yang digunakan Bank Permata.
CIMB – Rekening Ponsel
Rekening Ponsel memungkinkan penggunanya untuk melakukan
isi ulang, pembayaran, dan penarikan uang dari ATM menggunakan smartphone
tipe apapun. Bedanya dengan Mandiri E-Cash adalah pengguna harus datang ke bank
CIMB Niaga untuk registrasi, sedangkan pengguna Mandiri E-Cash bisa mendaftar
melalui smartphone tanpa harus keluar dari rumah mereka.
Rekening Ponsel bisa digunakan melakukan transfer uang ke
semua anggota ATM Bersama, tarik dan setor tunai di Indomaret dan Alfamart, dan
membayar angsuran pinjamanan maupun kredit.
Bank National Nobu – Nobu E-Money
Layanan kartu prabayar Bank National Nobu tersedia untuk nasabah maupun non nasabah nasabah dari Bank National Nobu . Perusahaan ini berencana untuk lebih agresif dengan layanan e-money dan ingin mendapat lebih banyak lagi pengguna di pulau Jawa sebagai langkah awal. Tim Bank Nobu mengatakan bahwa mereka akan memprioritaskan pendekatan kepada merchant ritel terlebih dahulu sebelum berkolaborasi dengan perusahaan transportasi dan tol.
Operator Selular
Telkomsel – T-Cash Tap
Baru-baru ini Telkomsel melakukan pembaruan layanan e-money
mereka T-Cash
dengan memungkinkan pengguna melakukan pembayaran dengan teknologi NFC (Near
Field Communication). Jadi pengguna yang memiliki smartphone
dengan teknologi NFC bisa langsung menggunakan teknologi baru bernama T-Cash
Tap.
Sedangkan untuk smartphone yang belum mendukung NFC.
Telkomsel menyediakan sebuah stiker NFC yang bisa dipasang di smartphone
untuk kemudian bisa digunakan melakukan pembayaran dengan T-Cash Tap di
sejumlah minimarket dan tempat hiburan di Jabodetabek.
Indosat Ooredoo – Dompetku
Dompetku
merupakan layanan e-money bagi pengguna Indosat Ooredoo yang bisa
didapat dengan mengakses *789#. Melalui layanan ini, pengguna bisa melakukan
setor dan tarik tunai, pembelian, pembayaran, bahkan melakukan transfer.
Dompetku juga bisa digunakan di mitra yang bekerja sama dengan perusahaan ini
seperti Alfamart, Indomaret, Elevania, dan Asuransi Adira.
Terdapat dua tipe pelanggan Dompetku. Pertama, yaitu pelanggan
Regular dengan batas saldo Rp1 juta dan batas transaksi hingga Rp20 juta per
bulan. Kedua, pelanggan Premium dengan batas saldo yang lebih besar Rp5 juta
dan batas transaksi per bulan yang sama Rp20 juta.
XL – Tunaiku
Mirip dengan Dompetku, XL Tunaiku
merupakan layanan e-money yang bisa digunakan dengan mengakses 123120#
dari ponsel kamu. XL Tuaniku memungkinkan kamu untuk membayar tagihan,
mencairkan uang, mengirim dan menerima uang ke sesama pengguna XL, dan belanja online
maupun offline.
Terdapat dua tipe pelanggan XL Tunai. Pelanggan Non Register,
yaitu mereka yang belum melakukan registrasi XL Tunai memiliki batas saldo
sampai Rp1 juta dan batas transaksi 10 kali transaksi per hari. Sedangkan
pelanggan Register memiliki batas saldo lebih besar sampai Rp5 juta dengan
batas transaksi yang sama 10 kali per hari.
Lainnnya
Doku – Doku Wallet
Doku
adalah salah satu pelaku e-payment independen terbesar di Indonesia.
Tim yang berusia tujuh tahun ini memiliki tiga produk: DokuPay (yang
memungkinkan perusahaan untuk menerima pembayaran online seperti kartu
kredit dan transfer bank), MyShortCart (untuk social commerce di blogshop
dan Facebook untuk menerima pembayaran online), dan DokuWallet (sebuah
produk e-wallet).
Tahun lalu, Doku mengklaim telah berhasil membukukan total
nilai transaksi sebesar Rp6,5 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan
sebesar Rp1,5 triliun dari pembukuan tahun 2013 yang mencapai Rp5 triliun.
Skye Mobile Money – Skye Card
Skye Mobile
Money muncul dalam bentuk aplikasi smartphone. Pengguna akan
mendapatkan satu Skypoint untuk tiap Rp1 yang dikeluarkan menggunakan aplikasi
Skye Money. Poin ini kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai hal seperti pulsa
dan voucher belanja.
Pada bulan Februari 2014, Skye Mobile Money bekerja sama
dengan Binus University untuk meluncurkan layanan e-wallet milik Binus
bernama BEAT (Binus Easy Transaction).
Artajasa – MYNT
Artajasa
adalah penyedia solusi pembayaran elektronik. Tim Artajasa bekerja sama dengan
sejumlah bank untuk membangun solusi pembayaran untuk mobile banking
dan ATM. Produk e-money
Artajasa adalah MYNT, sebuah kartu prabayar untuk membeli barang online
Melihat
berbagai macam manfaat yang disediakan E-money, pertumbuhan E-money pun kian
berkembang di Indonesia. Selain
kemudahaan dalam bertraksaksi, manfaat lain dari uang elektronik ini dapat
mengurangi jumlah peredaran uang palsu. Selain itu biaya untuk pencetakan uang
kertas dapat diminimalisir dengan adanya uang elektronik ini. Namun sayangnya,
penggunaan
E-money di Indonesia bisa dikatakan cukup terlambat dibandingkan dengan
negara-negara maju lainnya, sehingga kita baru bisa merasakan manfaatnya
akhir-akhir ini.
Selain manfaat diatas penggunaan
uang elektronik ini juga masih menjadi masalah antara lain: penggunaan uang
elektronik baru dinikmati oleh kalangan ekonomi menengah keatas, akan beredar
kartu palsu, dan lain-lain.
Demikianlah akhir dari artikel ini yang
telah kami (Kelompok 7) susun. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam
tulisan kami, dan bersedia untuk menerima keritik dan saran dari teman-teman
semua.
Kelompok 7:
1. Chyntia
Versy Claudia
2. Dion
Rizqi Utama
3. Johanna
Sindya
4. Maulana
Malik Ibrahim
Sumber: