Sunday, October 8, 2017

E-money dan Perkembangannya di Indonesia

Latar Belakang 


       Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek kehidupan. Pemanfaatan teknologi dalam bisnis, dewasa ini semakin sering digunakan di dunia maya baik di internet ataupun World Wide Web (www). Pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis tidak hanya sebatas melakukan perdagangan melalui jaringan elektronik, tetapi pemanfaatan teknologi informasi telah berkembang sampai ke instrumen pembayaran. Setelah meluasnya perdagangan elektronik atau e-commerce sepertinya hanya tinggal masalah waktu sebelum berbagai macam bentuk inovasi dari uang yang berdasarkan data digital yang dikeluarkan oleh pihak swasta sebagai pelaku pasar akan mulai menggantikan bank notes dan checking account sebagai alat pembayaran (Cohen, 2001).
         
         Karena itulah penggunaan e-money dalam perkembangan teknologi di dunia dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi karena kepraktisan dan keamanan yang lebih baik daripada uang kertas biasa yang harus dibawa oleh konsumen.

Pengertian

             E-money atau electronic money adalah alat pembayaran yang akhir akhir ini sering digunakan untuk kemudahan pembayaran dan dalam segala bentuk transaksi. Secara luas pengertiannya yaitu alat pembayaran yang menggunakan media elektronik, yaitu jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam media elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash, Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency. E-Money sangat aman untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa uang elektronik tersebut sangat sulit untuk diretas atau dibajak. Jadi Anda tidak perlu khawatir untuk menggunakannya. 
                                        
                                                                           
Cara Kerja

            Penggunaan e-money ini tidak memerlukan adanya proses otorisasi seperti halnya pemakaian pin atau tanda tangan, karena e-money tidak berkaitan langsung dengan rekening nasabah yang ada di bank. Penggunaan dari e-money tidak membebankan pembayarannya pada rekening bank, seperti halnya kartu kredit atau kartu debit. Sebagaimana prepaid yang lain, Anda juga bisa melakukan top up untuk kartu Anda tersebut. nasabah yang memiliki E-Money dalam pecahan tertentu, misalkan Rp100 ribu (maksimal Rp1 juta) terlebih dahulu mendaftarkan E-Money pada counter penerbit uang elektronik untuk aktivasi. Selanjutnya nilai uang reload (diisi dan direkam) pada media elektronik misalkan kartu yang dikeluarkan oleh bank, handphone, atau kartu prabayar.
Gerai ritel (merchant) yang diberi otorisasi sebagai tempat belanja akan mendebet sejumlah nilai sesuai transaksi. Setiap terjadi mutasi transaksi, komputer merchant yang terhubung ke jaringan penerbit E-Money akan melakukan semacam perhitungan kliring. Sebagaimana kartu prabayar, pengguna juga dapat menambah atau mengisi ulang (top up) uang elektronik tersebut. Pemakaian e-money tak memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah di bank. Sehingga pembayaran yang dilakukan melalui e-money tidak dibebankan kepada rekening nasabah di bank.


Manfaat
              Penggunaan e-money pun diklaim akan memberikan sejumlah manfaat dibandingkan dengan menggunakan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya. Penggunaan e-money dinilai lebih memberikan kenyamanan dibandingkan uang tunai, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil. Beberapa fungsi atau kelebihan e-Money dibandingkan dengan uang fisik maupun alat pembayaran non tunai lainnya kepada para pengguna, antara lain:
1.  Penggunaan e-Money lebih nyaman, khususnya untuk transaksi-transaksi yang bernilai kecil, seperti nasabah tidak perlu mempunyai sejumlah uang pas untuk suatu transaksi,tidak perlu menyimpan uang kembalian dankesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi dapat dikurangi.
2.  Masyarakat dapat melakukan isi ulang ke dalam kartu e-money dari rumah melalui saluran telepon, sehingga mereka tidak perlu mengambil tambahan uang tunai melalui ATM.
3.    Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-Money jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan, maupun PIN.
4.    e-money adalah multi-purposed prepaid card sehingga satu kartu e-Money dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk berbelanja di supermarket, department store, bioskop, SPBU, dan transportasi umum tertentu yang terdaftar dalam fitur e-Money terkait. Hal ini tentu sangat memudahkan pengguna dalam hal kenyamanan pengoperasian kartu karena tidak perlu membawa banyak kartu untuk bertransaksi pada berbagai keperluan belanja.
5.  Untuk memiliki e-money seseorang tidak perlu memiliki akun di bank, sehingga sangat memudahkan kepada mereka yang belum atau tidak memiliki akun di bank untuk memiliki kartu E-Money ini.
6.    e-Money juga mempunyai peranan/fungsi yang besar bagi pemerintah Indonesia yaitu dalam hal mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga secara makro dapat mengurangi tingkat inflasi Indonesia. Hal ini juga harmonis dengan kondisi masyarakat less cash society yang sedang dicanangkan oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah.
7.  Resiko terjadinya tindak kejahatan juga akan semakin kecil karena jumlah uang tunai yang terbatas.
8.  Penggunaan e-money juga menghemat penggunaan uang kertas dan uang logam yang biaya pencetakannya cukup besar.
9.     e-Money membantu pemerintah mengurangi peredaran uang palsu.

           Diperkirakan pemakaian e-money di masa datang berpotensi menggeser peran uang tunai dalam transaksi pembayaran bersifat retail. Pemakaian e-money akan memberikan kelebihan dibanding dengan memakai uang tunai dan alat pembayaran non-tunai lainnya. Sebagai contoh, lebih cepat dan nyaman dibanding memakai uang tunai khususnya transaksi bernilai kecil, sebab si nasabah tak perlu mengeluarkan uang pas atau menerima kembalian. Selain itu, dengan menggunakan e-money tidak ada kesalahan hitung pengembalian uang saat melakukan transaksi.
Kelebihan lain e-money lainnya adalah waktu yang diperlukan menyelesaikan transaksi jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu debit, kartu kredit atau ATM. Sebab, pemakaian e-money tak memerlukan otorisasi on-line, tanda tangan atau memasukkan kode PIN. Dengan transaksi off-line biaya dapat dikurangi.


              Tingginya minat masyarakat menggunakan e-money bisa dilihat dari jumlah kartu yang diterbitkan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), peningkatan jumlah kartu per Oktober 2009 dibandingkan Januari 2009 tumbuh 343,95 persen menjadi 2.558.329 kartu. Menurut catatan BI, nilai float fund yang tersimpan pada instrumen e-money pada Oktober 2009 mencapai Rp 70,5 miliar. Nilai ini naik 4 persen atau sebesar Rp 2,8 miliar dari Agustus 2009 yang hanya Rp 67,67 miliar. Sedangkan volume penggunaan e-money pada Oktober mencapai 1,6 juta transaksi, atau lebih rendah dibanding volume di bulan September 2009, yang sebesar 2 juta transaksi. Adapun nilai transaksi di Oktober merosot 19 persen dari Rp 68 miliar menjadi Rp 55 miliar.
Saat ini jumlah penerbit kartu pembayaran alias e-money ada sembilan institusi. Lima diantaranya bank dan sisanya non-bank. “Peningkatan terbesar terjadi di PT Bank Mega, PT Bank Mandiri, dan PT Telkom,” hal ini diungkapkan oleh Ariwibowo, Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI.
Perkembangan E-Money bukan disebabkan oleh BI, namun disebabkan oleh perkembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang mengendalikan pasar untuk menggunakan e-money tersebut. E-Money menjadi salah satu alternatif pembayaran dalam segmen mikro seperti: pembayaran tol atau tiket.

Sejarah E-money

            Uang digital atau E-money merupakan bentuk lain dari mata uang yang kita kenal selama ini. Walaupun perbedaan antara E-money dengan uang konvensional sangat mencolok, tidak ada perbedaan nilai tukar antara E-money dengan uang konvensional. Yang membedakan e-money dengan uang konvensional adalah fleksibilitas dan aksesbilitas E-money yang tanpa batas. Hal ini disebabkan karena basis transaksi E-money menggunakan sistem yang terhubung secara online dan tanpa harus mempertemukan orang yang bertransaksi.

          Perkembangan E-money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airlines menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi-Automatic Busines Research Environment) yang memungkinkan kantor-kantor American airlines untuk dipasangkan dengan terminal yang terhubung dengan jaringan telfon yang memungkinkan perusahaan mengecek secara langsung jadwal keberabgkatan, ketersediaan kursi, dan secara digital membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun 1970an bank di amerika dan eropa telah menggunakan mainframe komputer untuk melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti sukses melewati batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.
Hingga pada 1983, sebuah research paper yang dibuat oleh David Chaum memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun 1955 adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkomersialkan ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David meninggalkan perusahaan.

           Pada tahun 1997, justru perusahaan Coca-Cola lah yang pertama kali menawarkan transaksi dari vending machine menggunakan mobile payments, setelah itu barulah perusahaan layanan e-money yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun 2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah muncul istilah digital currency dan virtual currency.

          Virtual Money / Uang Virtual adalah sebagaimana layaknya uang yang biasa kita gunakan untuk menebus/menggantikan suatu barang/kekayaan dengan nilai tertentu. Virtual Money ini sering digunakan untuk jual beli barang secara online. Untuk memiliki virtual money seseorang harus mempunyai rekening virtual yang fungsinya sebagaimana rekening biasa kalau kita menabung di bank lokal.

Beberapa Penyelenggara Virtual Money yang sering/beredar di Internet :

2.    Paypal 
3.    Web Money
4.    Fasapay DLL

      Untuk mencairkan Virtual Money kita harus bertransaksi dengan Pihak Ketiga ( Money Exchanger ) dan biasanya untuk mencairkan Virtual Money kita juga harus mempunyai rekenin bank lokal untuk menerima hasil penjualan virtual money kita dari Money Exchanger.
Sedangkan Uang elektronik (atau uang digital) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik. Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem penyimpanan harga digital). Electronic Funds Transfer (EFT) adalah sebuah contoh uang elektronik.
       Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang. Nilai uang dalam e-money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran. E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi purpose) dan berbeda dengan instrumen single purpose seperti kartu telepon.

Perkembangan E-money di Indonesia

          E-money sekarang mulai berkembang di Indonesia, Tahun ketahun penguna E-money semakin meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun Offline di indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-money. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-money sebagai pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.
            Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-money yang telah bersertifikan BI. Sejauh ini, e-money – uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi – sudah digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta di Indonesia. Total nilai transaksi e-money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun.
       Walaupun e-money sedang popular di Indonesia orang Indonesia masih enggan menggunakannya. Dari tren pertumbuhan tersebut, pengguna yang paling ber-antusias dalam menggunakan layanan e-money datang dari masyarakat pengguna ponsel yang jauh lebih berpotensi. Namun sayang, dari survey yang dilakukan oleh IndoTelko Forum terhadap sekitar 2.000 responden menemukan masih adanya sejumlah kendala yang harus diperbaiki sebelum layanan e-money dapat menjadi alat transasi keuangan yang dapat diandalkan.(Bhaskoro, 2014)
           Salah satu penyebab enggannya orang Indonesia menggunakan e-money adalah keraguan saat menggunakannya.
        Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat dilihat dari penjualan e-toll card yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.
          Penggunaan uang elektronik atau electronic money (e-money) diprediksi akan terus tumbuh secara signifikan. Meski demikian bertransaksi secara manual menggunakan uang tunai masih akan tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri Hartati ,Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan. Namun pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.
            Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-money di antaranya PT Bank Central Asai Tbk dengan produknya, Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui Indomaret Card, Gaz Card, dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio Pass Card dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java Jazz Card dan Kartuku.
           Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan produk Jak Card, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT Skye Sab Indonesia dengan produk Skye Card, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengeluarkan Flexy Card serta i-Vas Card.
Selanjutnya, PT Telkomsel dengan produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL Tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBM Money (produk uang elektronik kerjasama antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank Permata).
        Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu prabayar atau electronic money (e-money) mencapai Rp 2,19 triliun hingga Februari 2013. Angka tersebut meningkat 97% (year-on-year) dibandingkan Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.
           Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi penggunaan e-money juga tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi. Volume ini naik 68% dari posisi Februari 2012 sebanyak 5,72 juta transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan jumlah  kartu e-money setahun terakhir yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu.
             Namun, penggunaan uang elektronik belumlah maksimal seperti yang dikemukakan oleh Ketua ATSI Alex J Sinaga. Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah pengguna e-money di ponsel mencapai 12 juta pengguna. Namun, pengguna aktif e-money di ponsel hanya enam persen dari jumlah pengguna tersebut.
                Untuk mengatasi meningkatkan pengguna pada ponsel maka Tiga operator seluler tanah air, yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata, berkolaborasi dengan inovasi layanan “e-Money Interoperability” atau pengiriman uang elektronik lintas operator yang diluncurkan di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta.
Manfaat yang bisa dinikmati pengguna seluler dengan layanan pengiriman uang elektronik lintas operator itu antara lain pelanggan dapat dengan mudah dan leluasa melakukan transaksi keuangan melalui ponsel.

Contoh E-money
              Bank Indonesia mendefinisikan uang elektronik sebagai segala jenis uang yang tersimpan di sebuah sistem seperti server atau chip. Benda tersebut digunakan oleh konsumen sebagai layanan e-wallet ataupun kartu prabayar. Keduanya sangat berguna di negara yang memiliki penetrasi kartu kredit yang sangat rendah, karena membantu masyarakat melakukan pembayaran online atau menyimpan uang untuk keperluan seperti membayar tiket bus atau tagihan.
Berikut adalah kumpulan layanan e-money yang bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia. Semuanya memiliki sertifikasi dari Bank Indonesia.

Bank

Mandiri – Indomaret Card, GazCard, E-Toll, dan E-Cash

Bank Mandiri memiliki tiga jenis e-money berupa kartu, yaitu Indomaret Card untuk belanja di Indomaret, GazCard untuk membeli bahan bakar minyak di Pertamina, dan E-Toll untuk membayar akses tol.
Bank Mandiri juga memiliki e-money bernama E-Cash yang bisa digunakan dengan menghubungi 1416# untuk feature phone. Atau menggunakan aplikasi mobile yang telah tersedia untuk platform Android, iOS, BlackBerry, dan Windows Phone. Pelanggan bisa menggunakan E-Cash untuk belanja online maupun offline di gerai mitra Mandiri E-cash, mengisi pulsa, dan membeli tiket pesawat.

BCA – Flazz dan Sakuku

Dengan 6,4 juta keping pada tahun 2014, BCA Flazz bisa dibilang merupakan pemimpin dalam hal e-money dengan bentuk kartu. Masyarakat bisa menggunakan kartu ini di lebih dari 23.000 gerai, dan bisa mendapatkan promo yang beragam seperti parkir gratis untuk jam pertama di beberapa tempat. Masyarakat bisa membeli kartu Flazz di Bank BCA atau gerai Flazz.
Selain itu, BCA juga memiliki layanan e-money baru bernama Sakuku. Berbeda dengan Flazz, masyarakat bisa melakukan pembayaran menggunakan smartphone mereka. Cara kerja dari aplikasi ini adalah dengan melakukan scan QR Code yang diberikan oleh kasir saat melakukan transaksi

BNI – TapCash

BNI Tap Cash merupakan e-money berupa kartu mirip dengan BCA Flazz dan Mega Card. SindoNews mencatat pada Maret 2015, BNI telah memiliki 250.000 pengguna TapCash dengan rata-rata 120.000 transaksi per bulan.
Seperti e-money lain yang juga menggunakan kartu, TapCash bisa digunakan untuk melakukan pembayaran di minimarket seperti Alfamart atau Indomaret, membeli tiket Trans Jakarta, dan juga bisa digunakan untuk membayar e-parking.

Bank Permata – BBM Money

Di bulan Februari 2013, BlackBerry meluncurkan layanan e-wallet bernama BBM Money dengan Indonesia sebagai pasar pertamanya. Bekerja sama dengan Bank Permata, pengguna BBM Money bisa membayar tagihan listrik dan mengirim uang dari bank lain, atau menarik uang dari ATM Bank Permata.
BBM Money belum begitu sukses di negara ini. Tim BBM Money di Indonesia mengaku bahwa mereka tidak mencapai target jumlah pengguna di tahun 2013. Pengguna BlackBerry yang semakin menipis dan aplikasi yang belum mendukung Android dan iOS kemungkinan akan memperburuk jumlah pengguna BBM Money yang digunakan Bank Permata.

CIMB – Rekening Ponsel

Rekening Ponsel memungkinkan penggunanya untuk melakukan isi ulang, pembayaran, dan penarikan uang dari ATM menggunakan smartphone tipe apapun. Bedanya dengan Mandiri E-Cash adalah pengguna harus datang ke bank CIMB Niaga untuk registrasi, sedangkan pengguna Mandiri E-Cash bisa mendaftar melalui smartphone tanpa harus keluar dari rumah mereka.
Rekening Ponsel bisa digunakan melakukan transfer uang ke semua anggota ATM Bersama, tarik dan setor tunai di Indomaret dan Alfamart, dan membayar angsuran pinjamanan maupun kredit.

Bank National Nobu – Nobu E-Money

Layanan kartu prabayar Bank National Nobu tersedia untuk nasabah maupun non nasabah nasabah dari Bank National Nobu . Perusahaan ini berencana untuk lebih agresif dengan layanan e-money dan ingin mendapat lebih banyak lagi pengguna di pulau Jawa sebagai langkah awal. Tim Bank Nobu mengatakan bahwa mereka akan memprioritaskan pendekatan kepada merchant ritel terlebih dahulu sebelum berkolaborasi dengan perusahaan transportasi dan tol.

Operator Selular

Telkomsel – T-Cash Tap

Baru-baru ini Telkomsel melakukan pembaruan layanan e-money mereka T-Cash dengan memungkinkan pengguna melakukan pembayaran dengan teknologi NFC (Near Field Communication). Jadi pengguna yang memiliki smartphone dengan teknologi NFC bisa langsung menggunakan teknologi baru bernama T-Cash Tap.
Sedangkan untuk smartphone yang belum mendukung NFC. Telkomsel menyediakan sebuah stiker NFC yang bisa dipasang di smartphone untuk kemudian bisa digunakan melakukan pembayaran dengan T-Cash Tap di sejumlah minimarket dan tempat hiburan di Jabodetabek.

Indosat Ooredoo – Dompetku

Dompetku merupakan layanan e-money bagi pengguna Indosat Ooredoo yang bisa didapat dengan mengakses *789#. Melalui layanan ini, pengguna bisa melakukan setor dan tarik tunai, pembelian, pembayaran, bahkan melakukan transfer. Dompetku juga bisa digunakan di mitra yang bekerja sama dengan perusahaan ini seperti Alfamart, Indomaret, Elevania, dan Asuransi Adira.
Terdapat dua tipe pelanggan Dompetku. Pertama, yaitu pelanggan Regular dengan batas saldo Rp1 juta dan batas transaksi hingga Rp20 juta per bulan. Kedua, pelanggan Premium dengan batas saldo yang lebih besar Rp5 juta dan batas transaksi per bulan yang sama Rp20 juta.

XL – Tunaiku

Mirip dengan Dompetku, XL Tunaiku merupakan layanan e-money yang bisa digunakan dengan mengakses 123120# dari ponsel kamu. XL Tuaniku memungkinkan kamu untuk membayar tagihan, mencairkan uang, mengirim dan menerima uang ke sesama pengguna XL, dan belanja online maupun offline.
Terdapat dua tipe pelanggan XL Tunai. Pelanggan Non Register, yaitu mereka yang belum melakukan registrasi XL Tunai memiliki batas saldo sampai Rp1 juta dan batas transaksi 10 kali transaksi per hari. Sedangkan pelanggan Register memiliki batas saldo lebih besar sampai Rp5 juta dengan batas transaksi yang sama 10 kali per hari.

Lainnnya

Doku – Doku Wallet

Doku adalah salah satu pelaku e-payment independen terbesar di Indonesia. Tim yang berusia tujuh tahun ini memiliki tiga produk: DokuPay (yang memungkinkan perusahaan untuk menerima pembayaran online seperti kartu kredit dan transfer bank), MyShortCart (untuk social commerce di blogshop dan Facebook untuk menerima pembayaran online), dan DokuWallet (sebuah produk e-wallet).
Tahun lalu, Doku mengklaim telah berhasil membukukan total nilai transaksi sebesar Rp6,5 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar Rp1,5 triliun dari pembukuan tahun 2013 yang mencapai Rp5 triliun.

Skye Mobile Money – Skye Card

Skye Mobile Money muncul dalam bentuk aplikasi smartphone. Pengguna akan mendapatkan satu Skypoint untuk tiap Rp1 yang dikeluarkan menggunakan aplikasi Skye Money. Poin ini kemudian bisa ditukarkan dengan berbagai hal seperti pulsa dan voucher belanja.
Pada bulan Februari 2014, Skye Mobile Money bekerja sama dengan Binus University untuk meluncurkan layanan e-wallet milik Binus bernama BEAT (Binus Easy Transaction).

Artajasa – MYNT

Artajasa adalah penyedia solusi pembayaran elektronik. Tim Artajasa bekerja sama dengan sejumlah bank untuk membangun solusi pembayaran untuk mobile banking dan ATM. Produk e-money Artajasa adalah MYNT, sebuah kartu prabayar untuk membeli barang online


              Melihat berbagai macam manfaat yang disediakan E-money, pertumbuhan E-money pun kian berkembang di Indonesia. Selain kemudahaan dalam bertraksaksi, manfaat lain dari uang elektronik ini dapat mengurangi jumlah peredaran uang palsu. Selain itu biaya untuk pencetakan uang kertas dapat diminimalisir dengan adanya uang elektronik ini. Namun sayangnya, penggunaan E-money di Indonesia bisa dikatakan cukup terlambat dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, sehingga kita baru bisa merasakan manfaatnya akhir-akhir ini.
Selain manfaat diatas penggunaan uang elektronik ini juga masih menjadi masalah antara lain: penggunaan uang elektronik baru dinikmati oleh kalangan ekonomi menengah keatas, akan beredar kartu palsu, dan lain-lain.
Demikianlah akhir dari artikel ini yang telah kami (Kelompok 7) susun. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam tulisan kami, dan bersedia untuk menerima keritik dan saran dari teman-teman semua.
Kelompok 7:
1.    Chyntia Versy Claudia
2.    Dion Rizqi Utama
3.    Johanna Sindya
4.    Maulana Malik Ibrahim
Sumber: