Perkembangan Kecerdasan Mesin
Pada
waktu kecil, saya pernah menonton suatu film sains fiksi yang berjudul Terminator,
pada film tersebut diramalkan bahwa mesin buatan manusia akan semakin canggih
hingga melebihi kecerdasan manusia , dan mencoba mengambil alih dunia dengan
mamerangi dan memburu manusia itu sendiri. Namun pada kala itu saya hanya berfikir
bahwa itu hanya film. Tidak mungkin hal tersebut benar akan terjadi.
Pada
saat saya memasuki masa remaja saya mulai mencari tahu kebenarannya, apakah
manusia bisa membuat mesin yang lebih cetrdas dari manusia ? dan jika bisa apakah
mesin tersebut telah ada disekitar kita ?. jika kita sering browsing internet ,
tentu kita akan disajikan dengan banyak software bot yang dapat membantu kita
dalam menjalankan kehidupan , contohnya chatterbot , software ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan manusia dan secara
otomatis menjawabnya dengan jawaban logis , yang sudah disiapkan sebelumnya, lalu
siapa yang menyiapkan jawaban tersebut ?. tentu saja adalah programmer yang
membuat program tersebut.
Hal
ini membuat saya berfikir , mesin atau dalam hal ini software yang dibuat ,
hanya akan secerdas atau tidak akan lebih cerdas dari programmer yang
membuatnya. Namun ide itu mulai terbantahkan ketika saya mendengar suatu
teknologi yang bernama AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Program
ini memungkinkan dirinya untuk mempelajari hal-hal baru yang diajarkan manusia
layaknya akal manusia itu sendiri, contohnya pada tahun 2017 lalu muncul robot
yang bernama Sophia.
Robot ini menggunakan kecerdasan buatan ,pengolahan
data visual dan pengenalan wajah. Sophia juga meniru gerak
tubuh manusia dan ekspresi wajah dan mampu menjawab pertanyaan tertentu dan
untuk melakukan percakapan sederhana mengenai topik yang telah ditentukan
(misalnya tentang cuaca). Robot ini menggunakan teknologi pengenalan suara dari Alphabet Inc. (perusahaan induk Google) dan dirancang untuk menjadi lebih
pintar dari waktu ke waktu. Perangkat lunak intelijen Sophia dirancang oleh SingularityNET.
Program AI menganalisis percakapan dan mengekstrak data yang memungkinkannya
memperbaiki tanggapan di masa depan.
Jika kita membiarkan mahkluk buatan untuk mendapatkan
kebebasan dalam belajar maka hal ini akan menyebabkan makhluk tersebut untuk mempelajari
hal-hal yang belum dipelajari oleh manusia. Hal ini akan menyebabkan pemikiran
manusia menjadi usang atau kuno dan ditinggalkan, kecuali kita menyatukan
kelebihan dari makhluk buatan tersebut dengan manusia agar menutupi kelemahan
dari manusia tersebut. Maka manusia akan terus bisa melakukan pengawasan
terhadap perkembangan kecerdasan buatan tersebut