Monday, October 22, 2018

Perkembangan Kecerdasan Mesin
Hasil gambar untuk TERMINATOR

Pada waktu kecil, saya pernah menonton suatu film sains fiksi yang berjudul Terminator, pada film tersebut diramalkan bahwa mesin buatan manusia akan semakin canggih hingga melebihi kecerdasan manusia , dan mencoba mengambil alih dunia dengan mamerangi dan memburu manusia itu sendiri. Namun pada kala itu saya hanya berfikir bahwa itu hanya film. Tidak mungkin hal tersebut benar akan terjadi.

Pada saat saya memasuki masa remaja saya mulai mencari tahu kebenarannya, apakah manusia bisa membuat mesin yang lebih cetrdas dari manusia ? dan jika bisa apakah mesin tersebut telah ada disekitar kita ?. jika kita sering browsing internet , tentu kita akan disajikan dengan banyak software bot yang dapat membantu kita dalam menjalankan kehidupan , contohnya chatterbot , software ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan manusia dan secara otomatis menjawabnya dengan jawaban logis , yang sudah disiapkan sebelumnya, lalu siapa yang menyiapkan jawaban tersebut ?. tentu saja adalah programmer yang membuat program tersebut.

Hal ini membuat saya berfikir , mesin atau dalam hal ini software yang dibuat , hanya akan secerdas atau tidak akan lebih cerdas dari programmer yang membuatnya. Namun ide itu mulai terbantahkan ketika saya mendengar suatu teknologi yang bernama AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Program ini memungkinkan dirinya untuk mempelajari hal-hal baru yang diajarkan manusia layaknya akal manusia itu sendiri, contohnya pada tahun 2017 lalu muncul robot yang bernama Sophia.
 

Robot ini menggunakan kecerdasan buatan ,pengolahan data visual dan pengenalan wajah. Sophia juga meniru gerak tubuh manusia dan ekspresi wajah dan mampu menjawab pertanyaan tertentu dan untuk melakukan percakapan sederhana mengenai topik yang telah ditentukan (misalnya tentang cuaca). Robot ini menggunakan teknologi pengenalan suara dari Alphabet Inc. (perusahaan induk Google) dan dirancang untuk menjadi lebih pintar dari waktu ke waktu. Perangkat lunak intelijen Sophia dirancang oleh SingularityNET. Program AI menganalisis percakapan dan mengekstrak data yang memungkinkannya memperbaiki tanggapan di masa depan.

Jika kita membiarkan mahkluk buatan untuk mendapatkan kebebasan dalam belajar maka hal ini akan menyebabkan makhluk tersebut untuk mempelajari hal-hal yang belum dipelajari oleh manusia. Hal ini akan menyebabkan pemikiran manusia menjadi usang atau kuno dan ditinggalkan, kecuali kita menyatukan kelebihan dari makhluk buatan tersebut dengan manusia agar menutupi kelemahan dari manusia tersebut. Maka manusia akan terus bisa melakukan pengawasan terhadap perkembangan kecerdasan buatan tersebut
 
 

No comments:

Post a Comment